- title: Saranghae chingu-ya
- author: Song Si Won (jella)
- cast: 중재 신 (Jung Jae Shin), 이 산 들 (Lee Sandeul), 송 혀 진 (Song Hye Jin)
- genre: Romance, Friendship
Park Jae Shin’s POV:
12 November 2014
Sudah 3 bulan ini, Lee Sandeul
jarang pulang karena kesibukannya di bangku kuliah. Entah mengapa aku sangat
merindukan sahabat kecilku ini. Betapa menyenangkan jika menghabiskan liburan
yang membosankan ini dengan dia, lamunku. Bunyi handphone memecah lamunanku,
lalu buru-buru kuangkat telepon dari nomor yang sudah tidak asing kulihat. Yah
itu nomor Sandeul.
Jae Shin: yeoboseyo… (nada bahagia).
Sandeul: yeoboseyo,, ya Jae Shin-ah, apa kau sibuk sekarang? Kelihatannya
kau senang sekali.
Jae Shin: tidak sibuk kok, kenapa?
Sandeul: maukah kau membuka korden jendela kamarmu dan melihat
kebawah?
Jae Shin: ada apa? Apa kau mau mengerjaiku lagi ha??
dengan sedikit ragu aku pergi menuju jendela kamarku yang langsung menghadap ke jalan raya.
dengan sedikit ragu aku pergi menuju jendela kamarku yang langsung menghadap ke jalan raya.
Sandeul: tidak, aku tidak
akan mengerjaimu kali ini. Ayo cepat buka kordennya, nanti kau aku segara tau. Ku
tutup dulu ya teleponnya, kalau kau sudah melihatnya beritahu aku.
Jae Shin: ya, ya, ya, Sandeul-ah.. aiish
ku masukkan handphoneku kedalam saku lalu aku melakukan apa yang dikatakan
Sandeul kepadaku. Meskipun sedikit kesal, aku buka korden penutup jendela
kamarku. Melihat yang ada diluar membuatku membeku sesaat. Tanpa berkata apapun
aku buru-buru keluar dari kamarku, dengan cepat sudah mencapai lantai bawah dan
membuka pintu untuk memastikan bahwa apa yang aku lihat di jendela memang hanya
sebuah ilusi. Ternyata itu bukan sebuah ilusi, aku melihat Lee Sandeul telah
berdiri di depan rumahku dengan memakai jaket tebal karena memang sedang musim
dingin disini. Tanpa berpikir pajang lagi, aku berlari kearahnya dan
memeluknya.
Sandeul: yah, apa kau begitu merindukanku?
Jae Shin: (sedikit menangis) sahabat seperti apa yang tidak
menyambut temannya sepulang dari rumah sakit?
Sandeul: hahahaha, iyah maafkan aku Jae Shin-ah. Tapi apa kau udah
benar-benar sehat? Apa sudah tidak ada yang sakit?
Jae Shin: aku sudah sehat, kau tenang saja. Ayo masuk, disini
dingin sekali, pasti eomma dan appa sangat senang melihatmu. Eh, tapi apa
Hyejin tau kau pulang malam ini?
Sandeul: .......... ah, sudah masuk yuk, disini dingin.
Tanpa berbicara lagi, sandeul
menggandeng tanganku masuk kedalam rumah yang sudah tidak asing baginya.
Lee Sandeul’s POV:
Flashback 3 bulan yang lalu 4
Agustus 2014
Handphoneku terus bergetar
di tengah jam kuliahku yang padat. Kulihat
sudah 5x panggilan telepon dari Jinyoung Hyung yang tak ku angkat, dan ini
membuat pikiranku terpecah.
5 menit setelah kelas berakhir,
aku masih terus memikirkan mengapa Jinyoung Hyung meneleponku.
Hyejin: oppa, apa kau sakit?
Sandeul: ah, tidak. Memangnya kenapa ?
Hyejin: oppa terlihat memikirkan sesuatu, apa yang mengganggu
pikiranmu oppa? Coba ceritakan padaku.
Sandeul: tidak ada, ayo kita makan, aku sudah lapar. Apa yang ingin
kau makan Hyejin-ah?
Hyejin: hari ini aku hanya ingin minum cola dan makan kimbab saja,
oppa bagaimana?
Sandeul: sudah ayokita makan kimbab saja.
Baru beberapa potong kimbab ada
dimulutku, handphone di sakuku
bergetar kembali. Segera aku angkat telephone dari Jinyoung Hyung.
Sandeul: yeoboseyo, oh hyung, ada apa?
Jinyoung: yah sandeul-ah! Kenapa baru sekarang kau angkat?
Sandeul: memangnya ada apa hyung? Aku tadi sedang dikelas.
Jinyoung: Jae Shin sekarang ada di rumah sakit. Kecelakaan. Dan
sekarang akan dioperasi.
Sandeul: kau sedang tidak bergurau kan hyung?
Jinyoung: apa aku harus bergurau untuk hidup adikku?!
Sandeul: baik aku akan kesana sekarang.
Tanpa mengiraukan pertanyaan
Hyejin, aku mengambil tasku lalu berlari keluar.
Sesampainya dirumah sakit, aku
langsung bertanya kepada receiptionist dimana Jae Shin sekarang. Aku berlari
sekuat tenaga. Takut terjadi sesuatu menimpa Jae Shin karena sehari sebelum
kecelakaan yang menimpanya, kami bertengkar.
Sandeul: Jinyoung Hyung, bagaimana keadaan Jae Shin? Bagaimana ini
bisa terjadi?
Jinyoung: tenanglah Sandeul-ah, sekarang dia masih ditangani
dokter. Eomma dan appa sebentar lagi akan kesini.
Sandeul: tapi bagaimana ini bisa terjadi hyung? Dia tak pernah
mengalami ini sebelumnya.
Jinyoung: aku juga tidak tau Sandeul-ah. Temannya yang membawanya
ke rumah sakit.
Aku hanya diam mendengarkan
penjelasan Jinyoung Hyung. Perasaan bersalah dan khawatir bercampur menjadi
satu dalam hatiku. Proses operasinya begitu lama, aku tak sabar ingin melihat
bagaimana keadaannya.
Dokter: keluarga Jung Jae Shin?
Jinyoung: iyah kami disini.
Sandeul: bagaimana keadaannya dokter? Apa Jae Shin bisa selamat?
Dokter: tenang, Jae Shin-sshi tidak mengalami luka yang parah, dia
hanya membutuhkan 7 jahitan di kepala dan 5 jahitan di lengan kanan. Untuk saat
ini, keadaan tubuhnya juga sedang tidak baik, apa dia mengeluh sakit
sebelumnya?
Jinyoung: karena kami tinggal jauh dari kedua orang tua kami, dia
tidak pernah mengeluh sakit sedikitpun.
Dokter: apa kau oppanya? Sepertinya dia mengalami gejala types. Kau
harus lebih serin memperhatikannya.
Jinyoung: kamsahamnida dokter.
Setidaknya aku bisa bernafas lega
mendengarkan apa yang dikatakan dokter tentang keadaan Jae Shin.
Tak berapa lama, paman dan bibi datang
dengan panic dan khawatir. Jinyoung hyung menenangkan mereka. Aku meminta
mereka untuk beristirahat dahulu dirumah dan membiarkan aku menjaga Jae Shin malam
ini. Kulihat handphone di sakuku,
Hyejin menghubungiku 30x panggilan dan 5
sms yang semuanya tidak aku jawab. Meskipun ada rasa bersalah telah
meninggalkannya di kantin sendirian tapi aku rasa tindakan yang aku lakukan
sudah benar.
No comments:
Post a Comment