Wednesday, October 28, 2015

Where are you part- 2

Author: jella07

Preview part 1:
Sandeul dan Eunji yang saling benci mulai dekat karena project duet untuk pagelaran kampus dari Professor Park. Suatu hari Eunji menghilang, Sandeul yang mendapat telephone dari Chorong untuk membantu mencari Eunji, tiba-tiba langsung buru-buru keluar dorm setelah menerima pesan dari seseorang. Dimanakah Eunji? Siapa yang mengirim pesan sampai Sandeul harus buru-buru?

Dorm B1A4:
Setelah mendapat telephone dari Chorong, Sandeul berencana mendiskusikannya dengan member B1A4 yang lain. Namun sebelum keluar kamarnya, ponsel Sandeul berdering menandakan pesan masuk. Dibukanya pesan itu. Tapi betapa kagetnya Sandeul melihat pesan bergambar yang memperlihatkan Eunji terikat di kursi ditengah panggung yang luas. Tanpa pikir panjang lagi, Sandul mengambil jaketnya dan berlari.
Langkahnya dihentikan Baro dan Jinyoung, “Sandeul-ah mau kemana kau? Apa kau sudah menemukan Eunji?”, tanya Baro, Sandeul tak menjawab dan hanya menunjukkan gambar itu pada Baro dan Jinyoung.
Mereka saling pandang untuk beberapa saat, Sandeul yang mulai panik ingin segera berlari ke tempat Eunji berada, tapi lengannya dicegah oleh Jinyoung. “Lee Sandeul, micheoseo? Bagaimana kau menyelamatkannya sendirian? Kau juga akan terluka! Pabbo! Lebih baik kita lapor polisi saja, ini sudah kasus penculikan, arra?!” kata Jinyoung mencegah.
“apa Hyung tak lihat peringatan disana? Aku harus segera kesana dalam 1 jam, kalau tidak Eunji bisa mati. Ini bukan sekedar ancaman hyung, orang gila itu bisa melakukan apa saja terhadap Eunji jika aku tak segera datang”, jawab Sandeul lebih tegas dari biasanya,
 “Sandeul ada benarnya hyung, bagaimana jika hyung dan CNU hyung ke dorm Apink untuk berjaga sedangkan aku dan Chan ikut Sandeul?” Baro memberi saran,
 “Ani! Kalian tak boleh ikut denganku, aku tak mau ada yang terluka lagi. Lebih baik, kaliah pergi ke dorm Apink sekarang, jika dalam 1 jam belum ada kabar dariku, hubungi 119. Aku akan menghidupkan GPS ponselku sehingga kalian bisa melacakku, cheonsimhae Hyung, Baro-ah, I’ll be back soon with Eunji, i promise” pamit Sandeul. Jinyoung dan Baro hanya bisa berdoa untuk keselamatan Eunji dan Sandeul sambil menuju dorm Apink.




Tempat Penculikan:
Setelah naik taksi selama 15 menit, akhirnya Sandeul sampai ditempat yang dituliskan pada pesan suara. ‘bukankah ini teater kota yang sudah lama tak terpakai? Mengapa Eunji disekap disini?’ batin Sandeul sambil terus melangkah masuk. Tak peduli akan ketakutannya sendiri, Sandeul terus mencari Eunji disetiap ruangan yang ada, namun Eunji tak ditemukan.
“Eunji-ah.. Eunji-ah.. Eunji-ah” Sandeul berteriak sekuat tenaga memanggil Eunji namun tak ada jawaban. Sandeul melihat sekali lagi pesan bergambar yang dikirim si penculik. ‘ah, Sandeul pabbo! Eunji pasti ada di hall’ pikir Sandeul sambil menepuk dahinya lalu berlari menuju hall.
“Eunji-ah... Eunji-ah..” hampir putus asa Sandeul memanggil Eunji. Namun tiba-tiba terdengar samar-samar nama Sandeul dipanggil. Sandeul menutup matanya untuk berkonsentrasi pada suara yang memanggilnya. Perlahan suara itu semakin keras. Sandeul berusaha mencari dimana suara itu berasal.
Oppaaaa..... Oppaaa.... Oppaaa... yeogiyo... Oppaa
“Itu Eunji” kata Sandeul bersemangat setelah mencari cukup lama. Ternyata benar, Eunji ada di dalam hall, namun pintu hall sangat susah dibuka, Sandeul harus mendobraknya, hingga merasakan sakit dibahunya. Sandeul berlari ke tengah panggung.
“Oppa” kata eunji sambil menangis ketakutan, “aku kira Oppa tak akan datang”.
pabbo-ya! Kenapa kau pergi sendirian tanpa managermu? Tahukah kau betapa cemasnya aku?ha? kata Sandeul sambil membuka ikatan ditangan dan kaki Eunji.
Mianhae Oppa, aku tak akan mengulanginya” jawab Eunji
“sudahlah.. geundae, gwenchana? Apa ada yang terluka?” tanya Sandeul lagi.
Na neun gwenchana Oppa, ayo pergi sebelum dia datang.....”. kata-kata Eunji tiba-tiba terputus.
Prok..prok..prok.. terdengar suara tepuk tangan dari depan panggung. Karena keadaan yang sangat gelap Sandeul tak bisa melihat siapa yang ada disana.
“drama  yang sangat mengharukan Lee Sandeul, aku tak menyangka kau akan datang secepat ini,” kata suara didepan Sandeul.
nuguya!?” bentak Sandeul. Suara tersebut tak asing bagi Sandeul, namun dia tak bisa mengingat suara siapa itu.
Belum pertanyaannya dijawab, orang tersebut sudah berjalan menuju panggung yang hanya diterangi oleh 1 lampu sorot tersebut. Secara refleks Sandeul menarik tangan Eunji ke belakang untuk melindunginya. Tak disangka Sandeul dan Eunji orang yang sudah menculik, menyiksa, dan sekarang ada di depan mereka adalah Chunji. Chunji adalah teman sekelas Sandeul, mereka sangat akrab bahkan Chunji menempati tempat kedua setelah Sandeul.
“Chunji-ah, neo?”, kata Sandeul kaget melihat teman baiknya adalah dalang semua kejahatan ini.
“Kaget melihatku? Haha bagaimana rasanya orang yang dekat denganmu menghilang begitu saja?”, kata Chunji sangat dingin. “Kenapa kau lakukan ini? Apa maumu yang sebenarnya? Kenapa harus Eunji?” tanya Sandeul. “Hahaha, kau tak tahu mauku? Mudah saja Sandeul-ah, aku hanya ingin nilai A dan peringkatmu itu, aku bisa mendapatkan beasiswa ke luar negeri dengan itu. Selama ini aku bekerja keras hanya untuk itu, tapi kenapa kau yang mendapat project itu?”, jelas Chunji. “maka dari itu, aku bawa dia kesini untuk menyingkirkanmu”, lanjut Chunji.
“Kalau benar kau ingin menyingkirkanku, lepaskan Eunji”, pinta Sandeul. Namun permintaan itu hanya mendapat senyuman dari Chunji, senyuman kejam. “Oppa!? Micheoseo?!”, protes Eunji. “Neo, kkamanisseo. Larilah dari secepat mungkin dari sini, aku akan menyusulmu nanti, aku janji.”
Belum sempat Sandeul dan Eunji lari dari gedung tua itu, suara aneh datang dari atas kepala mereka. Tiba-tiba dalam waktu singkat, beberapa pipa seukuran lengan orang dewasa jatuh menimpa Eunji dan Sandeul. Sebelum pipa mengenai Eunji, Sandeul menariknya, memeluknya, sehingga Eunji terlindung. Chunji yang tak jauh dari mereka juga terkena pipa yang jatuh, namun dia sempat berdiri dan kabur dari gedung tua itu.
“Oppa, oppa.. sepertinya sudah aman. Ayo kita pergi. Oppa?” kata Eunji yang merasa keadaan telah tenang dan aman.
Namun Sandeul yang masih memeluk Eunji tak membalas sehingga Eunji mulai curiga. Yang sebelumnya Eunji merundukkan kepala dalam pelukan Sandeul, kini dia mulai mengangkatnya. Betapa kagetnya Eunji ketika melihat banyak darah mengucur dipipi Sandeul. Tak lama kemudian, Sandeul mulai roboh, Eunji yang reflek hanya bisa menahan Sandel dengan tubuhnya. Karena sudah tak tahan menahan berat Sandeul, akhirnya Eunji jatuh terduduk.
“Oppa, otthokke? Oppa, tunggulah sebentar, eoh?” , kata Eunji panik sambil menancari ponsel Sandeul.
‘Akhirnya ketemu juga’, batin Eunji.
Eunji memeriksa ponsel itu, ditemukannya GPS yang masih menyala. Dimatikannya GPS ponsel Sandeul, lalu ia mencoba melakukan panggilan darurat. Namun panggilan itu gagal karena baterai ponsel Sandeul habis.
Karena panggilan darurat sudah tidak bisa, maka Eunji berniat melakukan pertolongan pertama pada Sandeul. Dirobeknya kemeja berwarna krem yang dikenakannya, lalu ia bebatkan pada luka Sandeul dikepala.
“Oppa, ireonna... oppa... aku janji kita akan keluar dari sini”, isak Eunji sambil menutup luka Sandeul agar darah yang keluar berhenti.
2 menit kemudian, Eunji pingsan akibat kelelahan dan beberapa luka serta lebam akibat penganiayaan dari Chunji.
3 menit kemudian, suara sirine mobil polisi yang mulanya terdengar samar-samar mulai jelas berada diluar gedung.  Terlhat 3 buah mobil polisi dan 2 ambulans berjalan menuju gedung tua itu, tak haya itu tapi Baro dan Gongchan ikut bersama polisi.
“Pak polisi, kita harus cepat menenukan mereka berdua, perasaanku mengatakan mereka terluka,” kata Baro mulai panik.
“Tenanglah Hyung, kita sudah disini dan pasti akan menemukan mereka dan mereka pasti baik-baik saja,” Gongchan mencoba menenangkan.
5 menit berlalu, akhirnya polisi menemukan Sandeul dan Eunji yang terluka.
“Kapten! Mereka disini!” teriak salah satu opsir polisi yang menemukan Sandeul dan Eunji.
Baro dan Gongchan langsung berlari memnghampiri opsir polisi yang berada tak jauh dari mereka. Sesampainya ditempat Sandeul, Baro hanya bisa berdiri mematung memandang Sandeul yang berlumuran darah.
“Chan...”, suara Baro bergetar.
Gongchan yang baru tiba di tempat itu tampak kaget juga, tapi tak seperti Baro yang bingug harus berbuat apa, Gongchan berlari keluar hall tersebut dan memanggil tim medis. Ketika tim medis datang ke tempat itu, keadaan Sandeul sudah sangat parah. 3 orang memeriksa Sandeul sedangkan 2 orang memeriksa Eunji. Bebrapa saat kemudian 2 orang yang memeriksa Eunji memberitahukan bahwa luka yang didderita Eunji tak begitu parah, namun keadaan Sandeul sebaliknya.
“ adakah salah satu dari kalian bergolongan darah A rhesus negatif?”, tanya salah satu tim medis  yang memeriksa Sandeul yang memegang sesuatu yang kelihatannya seperti pengecek darah.  
Baro dan Gongchan saling pandang, Baro bergolongan darah B, sedangkan Gongchan memiliki golongan darah A namun rhesus positif. Mereka mencari opsir polisi yang ber-rhesus negatif dan bergolongan darah A, namun hasilnya nihil.
“kalau begitu, kita harus membawanya ke rumah sakit, waktunya sangat sedikit. Dia sudah kehilangan banyak darah. Kalian berdua, tolong hubungi keluarga mereka berdua dan tanyakan apakah ada yang ber-rhesus ngatif. Sedangkan suster Min, lihat apakah rumah sakit kita ada stock darah yang cocok dan hubungi PM jika kau tak menemukannya, paham?” perintah salah seorang tim medis yang sepertinya adalah dokter kepada Baro, Gongchan, dan seseorang yang disebut Suster Min.
Gongchan langsung menelepon Jinyoung yang berada di dorm Apink bersama CNU, memberikan kabar bahwa Eunji baik-baik saja. Gongchan hanya menyuruh Jinyoung dan CNU berangkat ke rumah sakit tanpa memberikan alasan. Baro yang bertugas memberi tahu keluarga Sandeul, tak melakukan apapun karena takut keluarga Sandeul yang ada di Busan akan kaget.
Beberapa opsir polisi ikut membantu mengeluarkann Sandeul dan Eunji dari hall, dan langsung membawa mereka kerumah sakit.
Sedangkan Chunji, dia menghilang................
===================================To Be Continue==================================

No comments:

Post a Comment