Author: jella07
Preview part 1:
Sandeul dan Eunji yang saling benci mulai dekat karena project duet
untuk pagelaran kampus dari Professor Park. Suatu hari Eunji menghilang,
Sandeul yang mendapat telephone dari Chorong untuk membantu mencari Eunji,
tiba-tiba langsung buru-buru keluar dorm setelah menerima pesan dari seseorang.
Dimanakah Eunji? Siapa yang mengirim pesan sampai Sandeul harus buru-buru?
Dorm B1A4:
Setelah mendapat telephone dari
Chorong, Sandeul berencana mendiskusikannya dengan member B1A4 yang lain. Namun
sebelum keluar kamarnya, ponsel Sandeul berdering menandakan pesan masuk.
Dibukanya pesan itu. Tapi betapa kagetnya Sandeul melihat pesan bergambar yang
memperlihatkan Eunji terikat di kursi ditengah panggung yang luas. Tanpa pikir
panjang lagi, Sandul mengambil jaketnya dan berlari.
Langkahnya dihentikan Baro dan
Jinyoung, “Sandeul-ah mau kemana kau? Apa kau sudah menemukan Eunji?”, tanya
Baro, Sandeul tak menjawab dan hanya menunjukkan gambar itu pada Baro dan Jinyoung.
Mereka saling pandang untuk
beberapa saat, Sandeul yang mulai panik ingin segera berlari ke tempat Eunji
berada, tapi lengannya dicegah oleh Jinyoung. “Lee Sandeul, micheoseo? Bagaimana kau
menyelamatkannya sendirian? Kau juga akan terluka! Pabbo! Lebih baik kita lapor polisi saja, ini sudah kasus
penculikan, arra?!” kata Jinyoung
mencegah.
“apa Hyung tak lihat peringatan
disana? Aku harus segera kesana dalam 1 jam, kalau tidak Eunji bisa mati. Ini
bukan sekedar ancaman hyung, orang gila itu bisa melakukan apa saja terhadap
Eunji jika aku tak segera datang”, jawab Sandeul lebih tegas dari biasanya,
“Sandeul ada benarnya hyung, bagaimana jika
hyung dan CNU hyung ke dorm Apink untuk berjaga sedangkan aku dan Chan ikut
Sandeul?” Baro memberi saran,
“Ani!
Kalian tak boleh ikut denganku, aku tak mau ada yang terluka lagi. Lebih baik,
kaliah pergi ke dorm Apink sekarang, jika dalam 1 jam belum ada kabar dariku,
hubungi 119. Aku akan menghidupkan GPS ponselku sehingga kalian bisa melacakku,
cheonsimhae Hyung, Baro-ah, I’ll be back soon with Eunji, i promise”
pamit Sandeul. Jinyoung dan Baro hanya bisa berdoa untuk keselamatan Eunji dan
Sandeul sambil menuju dorm Apink.
Tempat Penculikan:
Setelah naik taksi selama 15
menit, akhirnya Sandeul sampai ditempat yang dituliskan pada pesan suara.
‘bukankah ini teater kota yang sudah lama tak terpakai? Mengapa Eunji disekap
disini?’ batin Sandeul sambil terus melangkah masuk. Tak peduli akan
ketakutannya sendiri, Sandeul terus mencari Eunji disetiap ruangan yang ada,
namun Eunji tak ditemukan.
“Eunji-ah.. Eunji-ah.. Eunji-ah”
Sandeul berteriak sekuat tenaga memanggil Eunji namun tak ada jawaban. Sandeul
melihat sekali lagi pesan bergambar yang dikirim si penculik. ‘ah, Sandeul pabbo! Eunji pasti ada di hall’ pikir Sandeul
sambil menepuk dahinya lalu berlari menuju hall.
“Eunji-ah... Eunji-ah..” hampir
putus asa Sandeul memanggil Eunji. Namun tiba-tiba terdengar samar-samar nama
Sandeul dipanggil. Sandeul menutup matanya untuk berkonsentrasi pada suara yang
memanggilnya. Perlahan suara itu semakin keras. Sandeul berusaha mencari dimana
suara itu berasal.
“Oppaaaa..... Oppaaa.... Oppaaa... yeogiyo... Oppaa”
“Itu Eunji” kata Sandeul
bersemangat setelah mencari cukup lama. Ternyata benar, Eunji ada di dalam
hall, namun pintu hall sangat susah dibuka, Sandeul harus mendobraknya, hingga
merasakan sakit dibahunya. Sandeul berlari ke tengah panggung.
“Oppa” kata eunji sambil menangis
ketakutan, “aku kira Oppa tak akan datang”.
“pabbo-ya! Kenapa kau pergi sendirian tanpa managermu? Tahukah kau
betapa cemasnya aku?ha? kata Sandeul sambil membuka ikatan ditangan dan kaki
Eunji.
“Mianhae Oppa, aku tak akan mengulanginya” jawab Eunji
“sudahlah.. geundae, gwenchana? Apa ada yang terluka?” tanya Sandeul lagi.
“Na neun gwenchana Oppa, ayo pergi sebelum dia datang.....”.
kata-kata Eunji tiba-tiba terputus.
Prok..prok..prok.. terdengar
suara tepuk tangan dari depan panggung. Karena keadaan yang sangat gelap
Sandeul tak bisa melihat siapa yang ada disana.
“drama yang sangat mengharukan Lee Sandeul, aku tak
menyangka kau akan datang secepat ini,” kata suara didepan Sandeul.
“nuguya!?” bentak Sandeul. Suara tersebut tak asing bagi Sandeul,
namun dia tak bisa mengingat suara siapa itu.
Belum pertanyaannya dijawab,
orang tersebut sudah berjalan menuju panggung yang hanya diterangi oleh 1 lampu
sorot tersebut. Secara refleks Sandeul menarik tangan Eunji ke belakang untuk
melindunginya. Tak disangka Sandeul dan Eunji orang yang sudah menculik,
menyiksa, dan sekarang ada di depan mereka adalah Chunji. Chunji adalah teman
sekelas Sandeul, mereka sangat akrab bahkan Chunji menempati tempat kedua
setelah Sandeul.
“Chunji-ah, neo?”, kata Sandeul kaget melihat teman baiknya adalah dalang semua
kejahatan ini.
“Kaget melihatku? Haha bagaimana
rasanya orang yang dekat denganmu menghilang begitu saja?”, kata Chunji sangat
dingin. “Kenapa kau lakukan ini? Apa maumu yang sebenarnya? Kenapa harus
Eunji?” tanya Sandeul. “Hahaha, kau tak tahu mauku? Mudah saja Sandeul-ah, aku
hanya ingin nilai A dan peringkatmu itu, aku bisa mendapatkan beasiswa ke luar
negeri dengan itu. Selama ini aku bekerja keras hanya untuk itu, tapi kenapa
kau yang mendapat project itu?”, jelas Chunji. “maka dari itu, aku bawa dia
kesini untuk menyingkirkanmu”, lanjut Chunji.
“Kalau benar kau ingin
menyingkirkanku, lepaskan Eunji”, pinta Sandeul. Namun permintaan itu hanya
mendapat senyuman dari Chunji, senyuman kejam. “Oppa!? Micheoseo?!”, protes Eunji. “Neo, kkamanisseo. Larilah dari secepat mungkin dari sini, aku akan
menyusulmu nanti, aku janji.”
Belum sempat Sandeul dan Eunji
lari dari gedung tua itu, suara aneh datang dari atas kepala mereka. Tiba-tiba
dalam waktu singkat, beberapa pipa seukuran lengan orang dewasa jatuh menimpa Eunji
dan Sandeul. Sebelum pipa mengenai Eunji, Sandeul menariknya, memeluknya,
sehingga Eunji terlindung. Chunji yang tak jauh dari mereka juga terkena pipa
yang jatuh, namun dia sempat berdiri dan kabur dari gedung tua itu.
“Oppa, oppa.. sepertinya sudah
aman. Ayo kita pergi. Oppa?” kata Eunji yang merasa keadaan telah tenang dan
aman.
Namun Sandeul yang masih memeluk
Eunji tak membalas sehingga Eunji mulai curiga. Yang sebelumnya Eunji
merundukkan kepala dalam pelukan Sandeul, kini dia mulai mengangkatnya. Betapa
kagetnya Eunji ketika melihat banyak darah mengucur dipipi Sandeul. Tak lama
kemudian, Sandeul mulai roboh, Eunji yang reflek hanya bisa menahan Sandel
dengan tubuhnya. Karena sudah tak tahan menahan berat Sandeul, akhirnya Eunji
jatuh terduduk.
“Oppa, otthokke? Oppa, tunggulah
sebentar, eoh?” , kata Eunji panik sambil menancari ponsel Sandeul.
‘Akhirnya ketemu juga’, batin
Eunji.
Eunji memeriksa ponsel itu,
ditemukannya GPS yang masih menyala. Dimatikannya GPS ponsel Sandeul, lalu ia
mencoba melakukan panggilan darurat. Namun panggilan itu gagal karena baterai
ponsel Sandeul habis.
Karena panggilan darurat sudah
tidak bisa, maka Eunji berniat melakukan pertolongan pertama pada Sandeul.
Dirobeknya kemeja berwarna krem yang dikenakannya, lalu ia bebatkan pada luka
Sandeul dikepala.
“Oppa, ireonna... oppa... aku
janji kita akan keluar dari sini”, isak Eunji sambil menutup luka Sandeul agar
darah yang keluar berhenti.
2 menit kemudian, Eunji pingsan
akibat kelelahan dan beberapa luka serta lebam akibat penganiayaan dari Chunji.
3 menit kemudian, suara sirine
mobil polisi yang mulanya terdengar samar-samar mulai jelas berada diluar
gedung. Terlhat 3 buah mobil polisi dan
2 ambulans berjalan menuju gedung tua itu, tak haya itu tapi Baro dan Gongchan
ikut bersama polisi.
“Pak polisi, kita harus cepat menenukan
mereka berdua, perasaanku mengatakan mereka terluka,” kata Baro mulai panik.
“Tenanglah Hyung, kita sudah
disini dan pasti akan menemukan mereka dan mereka pasti baik-baik saja,”
Gongchan mencoba menenangkan.
5 menit berlalu, akhirnya polisi
menemukan Sandeul dan Eunji yang terluka.
“Kapten! Mereka disini!” teriak
salah satu opsir polisi yang menemukan Sandeul dan Eunji.
Baro dan Gongchan langsung berlari
memnghampiri opsir polisi yang berada tak jauh dari mereka. Sesampainya ditempat
Sandeul, Baro hanya bisa berdiri mematung memandang Sandeul yang berlumuran
darah.
“Chan...”, suara Baro bergetar.
Gongchan yang baru tiba di tempat
itu tampak kaget juga, tapi tak seperti Baro yang bingug harus berbuat apa,
Gongchan berlari keluar hall tersebut dan memanggil tim medis. Ketika tim medis
datang ke tempat itu, keadaan Sandeul sudah sangat parah. 3 orang memeriksa
Sandeul sedangkan 2 orang memeriksa Eunji. Bebrapa saat kemudian 2 orang yang
memeriksa Eunji memberitahukan bahwa luka yang didderita Eunji tak begitu
parah, namun keadaan Sandeul sebaliknya.
“ adakah salah satu dari kalian
bergolongan darah A rhesus negatif?”, tanya salah satu tim medis yang memeriksa Sandeul yang memegang sesuatu
yang kelihatannya seperti pengecek darah.
Baro dan Gongchan saling pandang,
Baro bergolongan darah B, sedangkan Gongchan memiliki golongan darah A namun
rhesus positif. Mereka mencari opsir polisi yang ber-rhesus negatif dan
bergolongan darah A, namun hasilnya nihil.
“kalau begitu, kita harus
membawanya ke rumah sakit, waktunya sangat sedikit. Dia sudah kehilangan banyak
darah. Kalian berdua, tolong hubungi keluarga mereka berdua dan tanyakan apakah
ada yang ber-rhesus ngatif. Sedangkan suster Min, lihat apakah rumah sakit kita
ada stock darah yang cocok dan hubungi PM jika kau tak menemukannya, paham?”
perintah salah seorang tim medis yang sepertinya adalah dokter kepada Baro,
Gongchan, dan seseorang yang disebut Suster Min.
Gongchan langsung menelepon
Jinyoung yang berada di dorm Apink bersama CNU, memberikan kabar bahwa Eunji
baik-baik saja. Gongchan hanya menyuruh Jinyoung dan CNU berangkat ke rumah
sakit tanpa memberikan alasan. Baro yang bertugas memberi tahu keluarga
Sandeul, tak melakukan apapun karena takut keluarga Sandeul yang ada di Busan
akan kaget.
Beberapa opsir polisi ikut
membantu mengeluarkann Sandeul dan Eunji dari hall, dan langsung membawa mereka
kerumah sakit.
Sedangkan Chunji, dia
menghilang................
===================================To Be
Continue==================================
No comments:
Post a Comment